Selasa, 15 Oktober 2013

Penggalan Hadits Rasulullah



Kaum Anshar yang kala itu bertanya-tanya mengapa pembagian harta rampasan perang Hunain malah diberikan kepada kaum mualaaf Makkah.  Padahal merekalah yang pertama lari terbirit meninggalkan medan perang karena takut akan kekalahan, namun sebaliknya kaum Anshar-lah yang berani terus maju mengalahkan musuh pada perang Hunain. Maka diutuslah Sa’ad bin Ubadah menanyakan hal tersebut pada Rasulullah.
Mengetahui hal ini Rasulullah pun berbicara dihadapan kumpulan kaum Anshar itu seraya mengatakan, “Bukankah dulu aku datang, sementara kalian dalam keadaan sesat lalu Allah memberi  petunjuk  kepada kalian melalui diriku? Bukankah kalian dulu miskin lalu Allah membuat kalian kaya, bukankah dulu kalian bercerai-berai lalu Allah menyatukan kalian?”
Mereka menjawa, “Begitulah. Allah dan RasulNya lebih murah hati dan lebih banyak karunianya.”
Apakah kaliah tidak menjawabku, wahai orang-orang Anshar?” Tanya beliau.
Mereka ganti bertanya, “Dengan apa kami menjawabmu Ya Rasulullah ? milik Allah dan rasulNya lah anugerah dan karunia.”
Beliau bersabda, “Demi Allah, kalau kalian menghendaki, dan kalian adalah benar lagi dibenarkan, maka kalian bisa mengatakan kepaku, Engkau datang kepada kami dalam keadaan didustakan, lalu kami membenarkanmu. Engkau datang dalam keadaan lemah lalu kami menguatkanmu. Engkau datang dalam keadaan terusir lagi papa lalu kami memberikan tempat dan menampungmu!”
Sampai disini air mata sudah mulai berlinang, pelupuk mereka terasa panas, dan isak mulai tersedan.
“Apakah didalam hati kalian masih membersit hasrat terhadap sampah dunia, yang dengan sampah itu aku hendak mengambil hati segolongan orang agar masuk Islam, sedangkan keislaman kalian tak mungkin kuragukan? Wahai semua orang Anshar, apakah tidak berkenan di hati kalian jika orang-orang pulang bersama domba dan unta, sedang kalian kembali bersama Allah dan RasulNya ke tempat tinggal kalian?”
Isak semakin keras, janggut-janggut sudah basah oleh air mata.
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggamanNya, kalau bukan karena hijrah, tentu aku termasuk orang-orang Anshar. Jika manusia menempuh suatu jalan di celah gunung, dan orang-orang Anshar memilih celah gunung yang lain, tentulah aku pilih celah yang dilalui orang-orang Anshar. Ya Allah, sayangilah orang-orang Anshar, anak orang-orang Anshar, dan cucu orang-orang Anshar,” Rasulullah menutup penjelasannya dengan doa yang begitu menentramkan.
“Kami ridha kepada Allah dan RasulNya dalam pembagian ini…, kami ridha Allah dan RasulNya menjadi pembagian kami..”
(kukutip dari buku karya Salim A. Fillah : Dalam Dekapan Ukhuwah.122-124.)
Aku iri, irii sekali, selama perjalanan hidup ini, sudahkah Allah dan Rasulnya jadi tujuanku? Sudah cukupkah  Allah dan RasulNya untukku? Catatan tanya si hamba penuh dosa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar